“Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2025-2045”
oleh:
8 November 2024
Dr. Junihot M. Simanjuntak, M.Pd
Pada hari Jum’at, tanggal 8 November 2024 yang lalu, Dr. Junihot M. Simanjuntak, M.Pd., asesor LAMDIK dan dosen pada Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Teologi Moriah di daulat menjadi salah satu keynote speaker pada Webinar Nasional: “Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2025-2045”. Webinar tersebut diselenggarakan oleh LPPM Universitas Pendidikan Indonesia. Pada kesempatan tersebut Dr. Junihot M. Simanjuntak, M.Pd. mengakat sub tema terkait analisis “Peta Jalan Pendidikan Nasional 2025 – 2045 Dan Kesiapan dan Peluang Perguruan Tinggi Keagaman Kristen dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia”.
Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) 2025–2045 adalah strategi jangka panjang yang dirancang untuk menghadirkan pendidikan berkualitas di Indonesia. Dalam kesempatan ini Dr. Junihot M. Simanjuntak, M.Pd. membahas peran Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTK-K) dalam mendukung visi ini, termasuk kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan serta peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Adapun tujuan pemerintah dalam membuat Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) Tahun 2025–2045, diantaranya adalah: pertama, untuk meningkatkan daya saing global. Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk menciptakan lulusan yang kompetitif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21; Kedua, sebagai transformasi digital. Peningkatan literasi digital menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan nasional; Ketiga, pendidikan karakter. Fokus pada nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, dan toleransi untuk menciptakan masyarakat yang inklusif; Keempat, pembangunan berkelanjutan. Menyiapkan generasi yang mampu berkontribusi terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Untuk merespon PJPN tersebut, Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen (PTKK) diperlukan adanya kesiapan PTKK dalam Implementasi PJPN tersebut.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PTKK adalah: Pertama, Melakukan Pengembangan Kurikulum Berbasis Digital. PTKK diharapkan memanfaatkan teknologi untuk menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kedua, Penguatan Pendidikan Karakter Kristen. Integrasi nilai-nilai kristiani dalam kurikulum dapat memperkuat moralitas dan spiritualitas mahasiswa. Ketiga, Perlu Membangun Kolaborasi dan Sinergi. PTKK dapat menjalin kerja sama dengan institusi lain untuk meningkatkan akses, kualitas, dan efektivitas pembelajaran.
Adapun peluang yang dapat direspon oleh PTKK dalam Peningkatan Mutu Pendidikan dalam PJPN Tahun 2025-2045 tersebut, diantaranya: 1) Melakukan Inovasi Teknologi Pendidikan. PTK-K memiliki peluang untuk mengembangkan platform e-learning yang berbasis pada teologi dan nilai-nilai kristiani; 2) Peningkatan Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan. Pelatihan berkelanjutan dapat meningkatkan kapasitas tenaga pendidik dalam mendukung transformasi pendidikan; 3) Pengembangan Jaringan Global. Kemitraan dengan universitas internasional memberikan kesempatan untuk program pertukaran dan penelitian bersama; 4) Pemanfaatan Dana dan Hibah Pendidikan. Pemerintah dan lembaga donor internasional menyediakan peluang untuk pendanaan pengembangan institusi.
Selain adanya peluang yang dapat diraih dalam PJPN tersebut, PTKK juga perlu mempersiapkan diri dan mewaspadai berbagai tantangan yang ditimbulkan, yaitu: 1) Keterbatasan Infrastruktur. Belum meratanya fasilitas teknologi menjadi kendala utama bagi PTKK yang berada di daerah terpencil. 2) Adaptasi Teknologi. Tidak semua dosen dan mahasiswa memiliki kemampuan untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal. 3) Persaingan dengan Perguruan Tinggi Umum. PTKK perlu meningkatkan daya saing agar tetap relevan di tengah persaingan global.
Berikut adalah sejumlah rekomendasi strategis yang diusulkan oleh Dr. Junihot M. Simanjuntak, M.Pd dalam kesempatan webinar tersebut.
Pertama, PTKK Perlu Meningkatkan Investasi pada Teknologi Pendidikan. PTKK dapat mengalokasikan sumber daya untuk membangun ekosistem pembelajaran digital.
Kedua, PTKK Perlu Mendorong Penelitian dan Publikasi. Fokus pada penelitian yang mengintegrasikan keilmuan dengan nilai-nilai kristiani.
Ketiga, PTKK Perlu Melakukan Penyusunan Program Pendidikan Berbasis Kompetensi. Kurikulum harus mengedepankan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas.
Keempat, PTKK Perlu Melakukan Penguatan Komunitas Pembelajaran. Membangun jejaring alumni dan komunitas pendidikan yang mendukung pengembangan mahasiswa dan dosen.
PTK-K memiliki peran strategis dalam mendukung visi besar PJPN 2025–2045. Dengan memanfaatkan peluang yang ada, seperti pengembangan teknologi, kolaborasi global, dan penguatan pendidikan karakter, PTK-K dapat menjadi ujung tombak dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Namun, diperlukan komitmen, kolaborasi, dan inovasi untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada.